Kamis, 15 Desember 2011

Bridge to Terabithia 2 : Saving Leslie

Chapter 1: Alone and Hopeless

"JESS"

The young King of Terabithia gasped, his eyes snapping open at the sound of the familiar voice. Jess found himself standing in a forest. The forest. The same forest where the kingdom of Terabithia had been created. Except, Jess was standing by the river, by the bridge, on the side that separated him from reaching Terabithia. Down by the edge of the river, Jess spotted Leslie and old wounds immediately opened again, reawakening his slumbering grief.

Jess now knew that he had never accepted Leslie's death, because when he saw her standing by the river, her back turned towards him, he felt so happy to see her again. But it was surely a dream, even if Jess wanted to believe it wasn't…

Leslie… you're alive?

A few more moments passed where Jess continued to stare at Leslie, half of him trying to convince him that she was dead and the other half desperately trying to tell him she was alive. When Leslie turned around to face him, Jess obviously wanted to believe that she was alive.

Leslie slowly started to walk up to him, her knees bending as she climbed the short hill to where Jess stood. Jess was frozen. Leslie smiled softly at him and hugged him. Jess eventually hugged back, his heart soaring with happiness. But he knew she wasn't alive. This Leslie wasn't real. But the light that shone from her body which lit up the forest made Jess want to believe she was.

IDIOT! LESLIE'S DEAD! THIS LESLIE IS JUST...JUST A MEMORY…

Still, convincing himself that Leslie was dead when she had her arms wrapped around his neck, her cheek pressed to his wasn't going to be easy. After holding her in his embrace for almost five minutes, Leslie pulled away from Jess, standing at arm's reach. She looked worried and frightened. Her blue-ish green eyes darting in different directions of the forest. Jess could hear shuffling in the darkness but nothing came out of the shadows. Not yet.

Leslie grabbed him by the arms, fear easily seen in her eyes. Jess stared at her.

"Jess!" Leslie whispered. "There's trouble in Terabithia!"

"Leslie?" Jess was able to whisper. "What are you talking about?"

"Jess, Terabithia's in danger!" Leslie whispered. "You have to save it!"

Jess looked at her, confused. He tried to pull his arms away from her but somehow, Leslie managed to hold onto him. Her eyes scanned the forest again before locking onto his again. The light slowly began to fade. Leslie was getting worried, Jess could tell. Her thin red jacket, which was torn and muddy, wasn't helping her stay warm, since the light slowly began to fade. It was weakening, which meant Leslie wasn't going to last long.

"Jess! I'm serious! Terabithia's in danger! You have to save the kingdom!" Leslie whispered, repeating what she had said earlier, although it didn't clarify what she was trying to tell Jess at all.

"What do you mean Terabithia's in danger?" Jess whispered, completely confused, although his mind was racing at a hundred miles an hour.

"I can't explain right now but I promise it'll be clear to you soon." Leslie whispered.

Leslie suddenly running off in the opposite direction of the river's current, into the darkest parts of the forest, leaving Jess standing alone in the darkness.

"Leslie…"

"Save Terabithia, Jess…" Leslie's voice echoed in the forest, although her presence was nowhere to be seen.

Jess tried to run but he found that he couldn't move his feet and the darkness around him began to get blacker and blacker until he couldn't see anything. The darkness had consumed him.

Jess awoke, instantly gasping for breath, his body covered in cold sweat. Jess slowly looked up, his eyes scanning the dark room. He was in his room. He could see the crib that Joyce Ann was sleeping in and he could see his sister May Belle also asleep in the bed across from his. He was safe. But he was still confused and frightened and he surely wasn't going to go back to sleep either.

Jess sighed, resting his head against the headboard. He closed his eyes, Leslie's words echoing in his head.

"Jess, Terabithia's in danger!" … "You have to save it!"

Jess sighed, feeling hopelessly alone, even more now than when he did when Leslie had died in the first place.

How can I… when I didn't invite you to come to the museum with me…? How can I save you when I acted totally selfish just to have a day with Miss Edmunds…?

Jess sighed. He didn't like Miss Edmunds anymore, especially since she was getting married next summer and wasn't going to be called Miss Edmunds for so long either. Plus, all Jess could think about lately was Leslie and Terabithia. Miss Edmunds wasn't part of the picture anymore.

"You have to save Terabithia, Jess…" Leslie's voice rang in his head.

Jess sighed.

How can I when I'm just going to screw up again?

Leslie would obviously tell him to believe and to keep his mind wide open, like she always did when he felt down in the dumps but now, he was alone. Alone and hopeless...

Again.

Sabtu, 10 Desember 2011

Sinopsis "Bridge to Terabithia"

Kutipan Novel Terjemahan karya Katherine Paterson dengan judul Bridge to Terabithia

Di suatu desa ada seorang anak laki-laki bernama Jesse Oliver Aarons, Jr. Selama musim panas, ia berlatih lari agar menjadi pelari tercepat di kelas lima saat sekolah dimulai lagi. Ia ingin menjadi yang paling cepat dan terbaik.

Di pagi hari yang dingin itu, anak laki-laki itu lari melintasi halaman. Tetapi ketika menjelang siang ketika ibunya menyuruhnya bekerja, hari sudah cukup panas. Anak laki-laki itu selalu mulai dari sudut barat laut ladang, membungkuk seperti yang dilakukan para pelari.

Ia berlari di sekeliling ladang sapi. Sapi betina yang bernama Nona Bessie berjalan mengikuti Jess sambil mengunyah perlahan. Sapi betina itu ternyata cukup pandai untuk mengindar dari Jess. Jess tidak pernah belajar lari dengan benar, tetapi kakinya panjang untuk anak berusia sepuluh tahun. Jess bersekolah di Sekolah Dasar Lark Creek. Tahun lalu Jess menang, bukan saja pada putaran pertama tetapi keseluruhan perlombaan itu. May Belle jadi bangga sekali. Kakaknya adalah yang tercepat, yang terbaik.

Jess telah berlari terlalu lama sehingga May Belle ditugaskan ibu untuk menyuruhnya pulang dan makan. Ellie dan Brenda adalah saudara perempuan Jess, sesampainya Jess yang berkeringat itu di rumah Ellie dan Brenda mengejek Jess yang berkeringat dan bau itu. Ibunya kemudian menyuruh Jess untuk membersihkan diri dan mengganti baju.

Setelah itu, May Belle datang memberi tahunya di ladang buncis, bahwa ada orang yang pindah ke tanah pertanian sebelah. Pada keesokan harinya anak yang baru pindah itu menyapa Jesse dan dia memperkenalkan diri. Anak perempuan itu bernama Leslie Burke.

Ternyata Leslie disekolahkan di SD Lark Creek dan sekelas dengan Jess. Di kelas itu teman-teman amatlah menjengkelkan dan sangat suka mengganggu, Jess sering diganggu dan ternyata anak baru itu membelanya.

Pada saat pelajaran olah raga, Jess berlari dan teman-temannya tidak dapat mengejar tetapi seseorang bergerak ke depan sehingga Jess mempercepat larinya tetapi Leslie sudah duluan tiba di garis finish. Setelah kejadian itu Jess menganggap berlari tidak lagi menyenangkan dia tahu sekarang bahwa ia tidak akan pernah menjadi pelari terbaik di kelas empat dan lima. Tapi satu-satunya yang membuatnya agak terhibur adalah saingannya juga. Ketika ada perlombaan Leslie kembali menang.

Pada suatu hari Jess dan Leslie berlari ke ladang kosong di belakang rumah Leslie. Lalu mereka turun menuju dasar sungai kecil yang kering. Hari itu musim gugur yang cerah, Jess bersandar ke belakang dan menikmati langit yang berwarna cerah. Leslie berbicara padanya bahwa mereka membutuhkan tempat yang sangat rahasia dan hanya untuk mereka dan tidak boleh mengatakannya pada siapa pun di dunia ini. Kemudian Leslie membisikkan bahwa mereka akan menjadi penguasanya.

Kata-kata yang diucapkan Leslie tadi serasa berputar-putar dalam diri Jess. Jess ingin menjadi penguasa sesuatu bahkan sesuatu yang tidak nyata. Kemudian Leslie mengatakan ada di dalam hutan kecil, tempat yang tidak akan didatangi orang untuk merusaknya. Ada bagian dari hutan yang tidak disukai Jess yaitu tempat gelap yang hampir seperti berada di bawah air, tetapi dia tidak mengatakannya.

Kemudian gadis itu menjadi bersemangat dia mengharapkan tempat itu bisa menjadi negeri ajaib seperti Narnia, dan satu-satunya cara untuk sampai ke sana adalah dengan berayun menyeberang dengan tali.

Setelah menemukan tempat yang cocok yang tidak begitu masuk lebih jauh ke dalam hutan, Leslie menamakan tempat rahasia mereka yaitu Terabithia dan dia meminjamkan semua buku tentang Narnia kepada Jess hingga Jess menjadi tahu bagaimana kerajaan ajaib itu dibangun dan bagaimana makhhluk hidup harus dilindungi dan bagaimana penguasa harus bersikap. Kemudian mereka membangun kastil. Di sana keduanya merasa memiliki dunia dan tidak ada musuh.

Hari demi hari mereka lalui dengan canda tawa, gembira. Pada suatu saat terjadi tragedi yang tidak pernah disangka, Leslie meninggal. Ayah Jess mengatakan kepada Jess, “ ada beberapa orang menemukan anak perempuan pagi ini di sungai itu”. Tali tua yang biasanya Jess dan Leslie pakai untuk berayun putus dan kepalanya terbentur sesuatu ketika dia jatuh. Namun apa yang dikatakan ayahnya , Jess tidak percaya. Setelah beberapa saat dia pun mempercayainya.

Setelah kejadian itu Jess memandang Terabithia, dia berharap seandainya itu masih tetap Teabithia. Dia merasakan kehidupan pun tidak sama lagi. Kemudian dia membuat rangkaian bunga untuk penguburan Ratu itu. Beberapa hari kemudian setelah pulang sekolah, Jess pergi ke rumah itu dan mengambil kayu yang dibutuhkannya untuk membangun jembatan menuju Terabithia. May Belle ikut menemani dan ketika anak laki-laki itu selesai, ia menaruh bunga di atas kepala adik perempuannya dan membawanya melintasi jembatan - jembatan agung ke Terabithia,yang tampak hanya seperti beberapa potong papan menyeberangi selokan yang hampir kering. Kemudian Jess berkata, ” May Belle, kau akan menjadi ratu yang semua penghuni Terabithia nanti-nantikan”.

Sinopsis

Jess seorang anak kelas lima SD. Anak laki-laki satu-satunya di keluarganya. Dia punya dua orang kakak perempuan, dan 2 orang adik perempuan. Ayahnya bekerja dari pagi hingga malam. Bahkan ayam jago mereka pun sudah mati, sehingga bisa dibilang, Jess satu-satunya laki-laki di rumah itu.
Obsesi Jess adalah menjadi pelari tercepat di kelas lima, nanti, setelah sekolah masuk sehabis liburan musim panas. Untuk itu, selama liburan, pagi-pagi sekali, Jess berusaha melatih dirinya supaya bisa berlari lebih baik.
Di akhir liburan, rumah pertanian di dekat rumahnya kedatangan penghuni baru. Ada seorang anak seumuran Jess, bernama Leslie. Dan di hari sekolah dimulai, Leslie malah mengalahkan Jess dalam permainan lomba lari tersebut.
Namun itu tak membuat Jess membenci Leslie. Leslie anak yang agak aneh, dan tidak begitu disukai anak-anak lain di sekolah, sama dengan Jess sendiri. Mereka berdua menjadi sahabat, dan Leslie memperkenalkan Jess dengan dunia imajinasi yang tak pernah terbayangkan olehnya sebelumnya.
Jess dan Leslie pun menemukan sebuah tempat rahasia, tempat mereka mendirikan kerajaan Terabithia, dimana mereka berdua menjadi penguasanya. Namun untuk sampai di kerajaan itu, harus menggunakan jalan yang cukup berbahaya. Jalan yang suatu hari merebut nyawa Leslie.

Tragedi itu memaksa Jess berpaling kepada adik kecilnya yang pada awalnya diabaikan, untuk ikut hadir di dunia Terabithia. Si adik, May Belle menjadi putri kecil yang menemani Jess di dunia lain tersebut
 

Template Design By:
SkinCorner